GENERASI PELURUS: MAHASISWA DALAM AKSI BUKAN ANARKI
“tulisan ini saya tujukan untuk seluruh
mahasiswa lamongan yang tergabung dalam Forum Nasional Mahasiswa Lamongan (FORNASMALA)”
Pandangan
masyarakat mengenai mahasiswa yang selalu membuat kerusakan dan kericuhan
adalah pendapat yang sebenarnya kurang bisa diterima oleh saya sebagai
mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri. Karena saya tahu betul setiap
orang memiliki pemikiran dan presepsi sendiri. Kadang untuk menyatukan visi dan
misi bersama kita harus beradu argument, berpikir kritis dan berpendapat, dan
menurut saya itu adalah hal yang wajar dan biasa. Ketika mendengar kata
“MAHASISWA” hal yang sering terbesit dalam ingatan sebagian orang adalah aksi,
demo, dan anarkis. Kerusuhan mei tahun 1998 oleh gerakan mahasiswa seluruh
indonesia hingga lengsernya pemerintahan soeharto pada masa itu masih jelas
teringat disetiap ingatan seluruh masyarakat Indonesia. “Hidup Mahasiswa!!….Hidup
Mahasiswa!!” adalah selogan dari mahasiswa yang sering kita dengar ketika
mereka melakukan aksinya. Begitu besar pengaruh mahasiswa dalam pemerintahan
Indonesia hingga mampu melengserkan peerintahan soeharto kala itu. Meskipun
hujan peluru menyertai aksi mereka dan kepungan-kepungan dari polisi lengkap
dengan senjata apinya, namun semangat juang takkan pernah pudar dan terus
membara untuk mencapai sebuah perubahan yang lebih baik. lalu bagaimanakan
peran mahasiswa saat ini?
Peran
mahasiswa adalah sebagai agent of change, social control, dan iron stock.
Mahasiswa sebgai agen of change, dimana mahasiswa sebagai agen penggagas
perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kearah yang positif dan
lebih baik, dimana tidak menghilangkan jati diri kita sebagai mahasiswa
sekaligus bagsa Indonesia. Terdapat sebuah lagu yang bercerita tentang semangat
juang mahasiswa dan peran mahasiswa, yang mana disetiap syair dan lirik memuat
makna-makna mendalam tentang bagaimana perjuangan mahasiswa. Yah, lagu itu
memang sebuah lagu sakral bagi mahasiswa dan hampir seluruh mahasiswa pernah
menyanyikannya.
Kepada
para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan
Kepada
pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
Wahai
kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
Mahasiswa
harus menjadi generasi pelurus bagi negeri ini, mahasiswa harus berpikir kritis
dalam mencapai sebuah perubahan yang lebih baik. Melalui pendidikan dan
organisasilah mahasiswa dididik untuk dapat berfikir secara kritis dan belajar
tentang berbagai hal, tak hayal banyak dari mahasiswa pergi jauh untuk
mengemban ilmu tanah perantauan mencari ilmu dan pengalaman, meskipun begitu
tanah kelahiranlah yang paling dirindukan. Bagi mereka yang saat ini berada di
tanah perantauan tidak sekalipun mereka melupakan jati diri mereka sebagai
putra-putri bangsa. Satu janji mereka, bahwa mereka akan kembali ke tanah
kelahirannya dan membawa perubahan bagi daerah mereka menjadi lebih baik lagi,
karena mahasiswa adalah agen of change dan dengan aksi merekalah revolusi dapat
digenggam.
Mahasiswa
itu… dalam aksi tidak selalu anarki, dimana hal tersebut telah ditunjukkan oleh
sebagian besar anggota yang tergabung dalam FORNASMALA(forum nasional mahasiswa
lamongan). Dimana mahasiswa lamongan di setiap wilayah yang tersebar diseluruh
Indonesia serentak menggelar aksi turun ke jalan, dalam rangka penggalangan
dana bantuan banjir. Aksi tersebut sekaligus untuk mengubah image dan pandangan
masyarakat terhadap aksi mahasiswa yang selalu demo dan anarkis serta dalam
menjunjung pelaksanakan tri dharma perguruan tinggi salah satunya adalah
mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat. Menurut saya aksi mahasiswa
tidaklah selalu negative dengan melakukan demo ataupun kegiatan anarkis lainnya
namun juga bisa dilakukan dengan hal-hal yang positif dengan cara kita
masing-masing, salah satunya dengan melakukan aksi-aksi sosial.
Begitu
besar kecintaan mahasiswa Lamongan terhadap daerahnya sediri tercermin dari
setiap aksi dan kegiatan-kegiatan mereka yang selalu bernilai positif. Aksi
social yang diadakan oleh sebagian mahasiswa lamongan disetiap wilayah RI mendapatkan
respon yang sangat positif dari berbagai kalangan termasuk warga daerah diberbagai
wilayah yang notabennya bukan berasal dari lamongan, mereka sangat
mengapresiasi aksi yang telah dilakukan dengan ikut menyumbangkan donasi untuk
membantu saudara-saudara yang saat ini dilanda bencana banjir. Sehingga
dapat saya simpulkan bahwasanya mahasiswa aksi tidak selalu anarki dan
tepat pada pertengahan desember lalu distribusi bantuan banjir oleh mahasiswa
yang tergabung dalam FORNASMALA bersama dengan KNPI Lamongan dilaksanakan di
wilayah-wilayah lamongan yang yang masih dilanda banjir.
Komentar
Posting Komentar